Manajemen ASI Perah Terus Dikampanyekan di Kota Palu

  • Whatsapp
KEGIATAN pengabdian masyarakat bertema "Manajemen ASI Perah dan Dukungan Keluarga Pada Kesuksesan Pemberian ASI Eksklusif" di Masjid Jami Al hidayah, Kelurahan Palupi, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah oleh Dosen Prodi Kesmas FKM Untad.(foto:ist/brita.id)

UNTUK memastikan Bayi mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, sejumlah pihak di Kota Palu, Sulawesi Tengah terus aktif mengampanyekan manajemen ASI perah.

Salah satu penggeliat sosialisasi manajemen ASI perah, Rasyika Nurul Fadjriah, SKM, M.Kes mengungkapkan, dalam setiap kegiatan mereka berupaya memberikan edukasi terkait pentingnya konsisten dalam pemberian ASI eksklusif.

Dirinya menjelaskan, seorang Ibu yang bekerja di luar rumah sekaligus, dapat memberikan ASI pada Bayinya dengan menitipkan ASI perah kepada keluarga di rumah, untuk diberikan kepada Bayi.

“Meskipun ibu bekerja, pemberian ASI eksklusif dapat tetap dilakukan jika mengetahui ilmu tentang manajemen ASI perah,” ungkap Rasyika Nurul Fadjriah, Sabtu (12/9/2020) kepada brita.id.

Dilansir dari hellosehat.com, bagi ibu yang bekerja, menyusui masih tetap bisa dilakukan dengan memerah atau memompa ASI, baik menggunakan tangan langsung atau alat pompa ASI.

Berikut beberapa hal yang perlu ibu bekerja ketahui mengenai manajemen ASI perah agar bayi Anda tetap terpenuhi kebutuhannya.

  1. Memperkirakan kebutuhan ASI perah

Sebelum memulai memberikan ASI perah pada bayi, ibu bekerja perlu mengetahui berapa kebutuhan ASI untuk bayi per harinya. Dilansir dari International Lactation Consultant Association, bayi di bawah usia 6 bulan mengonsumsi sekitar 30 ml ASI per jam.

Bila meninggalkan bayi untuk bekerja selama 10 jam, maka ibu bekerja perlu mempersiapkan dan memerah ASI 10 kali lipat lebih besar dari kebutuhan per jam tersebut, atau sekitar 300 ml – 365 ml.

Selepas dari usia bayi 6 bulan, kebutuhan ASI bayi umumnya berkurang. Apalagi ia sudah mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Begitupun pada bayi yang terus disusui ASI hingga usia 2 tahun, kebutuhan ASI akan semakin berkurang setiap harinya.

Meski demikian, setiap bayi membutuhkan jumlah ASI yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi ibu bekerja untuk menghitung berapa ASI yang dikonsumsi setiap hari agar kebutuhan ASI untuk bayi Anda tercukupi.

  1. Membuat jadwal pompa ASI

Sebelum cuti melahirkan berakhir, sebaiknya ibu bekerja sudah mulai rutin memerah ASI agar ASI perah sudah tersedia begitu mulai bekerja. Hal ini bisa dilakukan pada sela-sela waktu setelah menyusui. Di sisi lain, memerah ASI secara rutin pun dapat meningkatkan produksi ASI.

Berikut panduan umum jadwal memerah ASI mulai dari pagi hingga malam hari, termasuk saat ibu berada di kantor:

Ibu bekerja pun perlu mulai memerah ASI pada pagi hari sebelum berangkat ke kantor. Perahlah ASI kurang lebih selama 15-30 menit untuk mengosongkan payudara.

Untuk bayi di bawah usia 6 bulan, ibu bisa memerah ASI setiap 3 jam sekali atau memerah tiga kali selama berada di kantor, yaitu pada pukul pada pukul 10 pagi, 1 siang, dan 4 sore.

Pada bayi berusia 6-10 bulan, ibu bisa memerah ASI setiap 4 jam sekali atau memerah dua kali selama berada di kantor yaitu pada pukul 11 siang dan 3 sore di kantor.

Untuk bayi usia di atas 10 bulan, ibu bisa memerah satu kali sehari selama berada di kantor, yaitu seusai makan siang.

Begitu pulang dari kantor, ibu harus tetap menyusui bayi Anda secara langsung sesuai dengan keinginan bayi Anda, termasuk pada malam hari ketika bayi terbangun.

Ibu juga perlu memerah ASI satu kali sepulang bekerja, yaitu sebelum tidur.

  1. Menyimpan dan memberikan ASI perah dengan tepat

Dalam manajemen ASI perah, ibu bekerja pun perlu mengetahui bagaimana ASI disimpan dan kapan diberikan kepada bayi. Untuk penyimpanan, Anda bisa menyimpan ASI perah di botol kecil dan letakkan di dalam kulkas yang ada di kantor. Jangan lupa untuk menuliskan nama Anda atau bayi Anda, tanggal, dan jam perah ASI dilakukan di setiap botol.

Saat pulang, ASI perah perlu diletakkan di dalam tas pendingin atau cooler bag khusus dengan dilengkapi ice gel agar ASI bertahan lama. Pasalnya, lama waktu penyimpanan ASI dipengaruhi oleh suhu selama penyimpanan ASI.

Untuk memberikan ASI perah, Anda dapat menggunakan ASI yang diperah satu hari sebelumnya. Sebagai contoh, ASI perah pada hari senin bisa disimpan di dalam kulkas untuk digunakan pada hari selasa. ASI yang diperah pada hari selasa disimpan untuk digunakan pada hari rabu. Begitupun seterusnya hingga ASI yang diperah pada hari jumat dapat dibekukan di freezer.

Adapun untuk hari senin, Anda bisa menggunakan ASI perah yang dibekukan di freezer tersebut. Sebelumnya Anda harus memindahkan ASI yang beku ke dalam kulkas pada minggu malam agar mencair dan kemudian ASI bisa dipanaskan pada hari senin sebelum diberikan kepada bayi Anda.(hellosehat.com/jir)

Related posts