MOROWALI,Brita.id – Peningkatan sumber daya manusia di dunia industri saat ini menjadi hal yang sangat penting dan krusial. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan investasi SDM dalam menghadapi era persaingan di masa mendatang. Itu juga yang mendasari Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), mendorong pengembangan kualitas SDM di segala sektor produksinya.
PT IMIP menggandeng sebuah yayasan independen dari Swiss (Swisscontact S4C Project) untuk mendorong efisiensi dan efektivitas kerja para karyawan melalui In-Company Trainer (pelatihan bagi pelatih pemagang). In-Company Trainer ini sendiri sudah kali kedua dilaksanakan di Politeknik Industri Logam Morowali (PILM). Angkatan pertama, dilaksanakan pada 29 November – 7 Desember 2021. Rencananya, angkatan kedua kali ini akan dilaksanakan mulai tanggal 27 Maret – 4 April 2023.
“Para peserta berasal dari masing-masing departemen kerja yang ada di Kawasan Industri IMIP. Mulai dari level Foreman, Wakil Supervisor, sampai level Supervisor. Mereka yang mengikuti In-Company Trainer ini, tak hanya dipersiapkan sebagai trainer para pemagang. Mereka juga nantinya, akan berkontribusi juga pada karyawan baru. Mereka akan membina atau mengenalkan bagaimana kondisi kerja, bagaimana bersikap, bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan di divisi kerja tempat mereka berada,” urai Elvina, SPV HR and Training PT IMIP, saat ditemui di sela-sela kegiatan, Sabtu (1/4).
Elvina memaparkan, In-Company Trainer merupakan jalan tengah yang sedang diupayakan perusahaan guna membentuk tenaga kerja yang kompeten dan juga sesuai dengan kebutuhan industri. Apalagi, kata Elvina, HR and Training PT IMIP punya target ada sekitar 100 orang lebih yang punya lisensi atau sertifikat trainer pemagang.
“Langkah ini sebenarnya adalah upaya dari Departemen HR and Training dalam menciptakan kawasan industri yang lebih maju dan modern. Target jangka pendeknya adalah penyerapan tenaga kerja yang siap pakai. Sementara, target jangka panjangnya adalah keterpenuhan tenaga kerja yang kompeten di bidangnya masing-masing. Harapan dari perusahaan adalah, program tersebut dapat melahirkan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan,” jelas Elvina.
Di waktu yang sama, penanggungjawab program pada Swisscontact S4C Project untuk In-Company Trainer PT IMIP, Saesario Indrawan mengatakan, dalam pelatihan tersebut peserta dibatasi jumlahnya. Maksimal hanya 20 orang pada masing-masing kelas (2 kelas).
“Karena menggunakan metode pembelajaran dari Jerman, sehingga ada pembatasan peserta. Untuk pemateri dan penguji, kita bekerjasama dengan Kadin (Kamar Dagang Indonesia) Jawa Timur (Jatim), Kadin Institute, Swisscontact-S4C Project, dan ada juga dari pihak PT IMIP,” jelas Saesario Indrawan. (**/jir)