12 Tahun Jadi Honorer, Oknum Pol PP Menganyam Atap untuk Penuhi Kebutuhan Hidup Keluarga

  • Whatsapp

JIKA menghabiskan akhir pekan dengan liburan atau bersantai di rumah merupakan rutinitas kebanyakan pegawai, hal itu tidak berlaku untuk Novrianto, salah seorang pegawai honorer Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah yang mengisi akhir pekan dengan membuat atap.

Laporan : MEGA

Pagi mulai datang, Novrianto tampak sibuk menyiapkan bekal dan sejumlah peralatan. Sebentar lagi Ia akan menyusuri hutan di sekitar tempat tinggalnya, Desa Bahoruru, untuk mengambil Daun Sagu sebagai bahan dasar pembuatan atap.

Membuat atap bukanlah pekerjaan mudah, Novrianto harus memisahkan setiap lembaran daun sagu dari pelepah. Kemudian daun ditumpuk dengan rapih dalam satu wadah yang telah disiapkan.

Menjelang siang, pria yang akrab disapa Anto itu, segera balik ke rumah untuk menganyam daun Sagu menjadi atap.

Dalam sehari Anto mampu menganyam hingga 20 lembar atap. Tidak tentu kapan atap-atap itu akan terjual. Namun kini kediamannya menjadi salah satu tujuan warga untuk membeli atap.

Setiap lembar atap dibandrol dengan harga Rp6.000. Jadi rata-rata setiap akhir pekan dirinya mencetak uang berkisar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.

Menurut Novrianto, hasil itu lumayan untuk menambah biaya dapur dan kebutuhan Dua orang anaknya yang masih duduk dibangku sekolah.

Novrianto yang telah 12 Tahun menjadi tenaga honorer di Pemkab Morowali itu mengaku, honor yang diberikan negara tiap bulannya, tidak dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya yang terus mengalami peningkatan dari hari ke hari.

“Apa yang saya lakukan ini juga mensukseskan program pemerintah Morowali yaitu sejahtera bersama. Kata sejahtera berarti diri kitalah yang harus berusaha untuk mensejahterakan diri kita dan keluarga. Ketimbang kita melakukan korupsi dengan menggunakan kekuatan seragam kita,” tutur Novrianto.

Selain membuat atap, Novrianto juga memiliki keahlian lain, yakni memperbaiki instalasi listrik rumah yang bermasalah. Namun dalam pekerjaan ini dirinya hanya menerima upah sesuai dengan keikhlasan konsumennya.

Namun Novrianto mengaku bersyukur dengan apa yang Ia peroleh saat ini. Sebab menjadi tenaga honorer merupakan pilihan hidupnya, meskipun tidak pasti kapan dirinya akan terangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).(**)

Related posts