SIAPA sangka, mantan buruh pikul pelabuhan Tolitoli, Gunardi A Kama, kini menjadi salah satu kandidat yang masuk dalam bursa Calon Bupati Tolitoli di Pilkada 2024.
“Benar saya mantan buruh di salah satu pelabuhan Tolitoli, Waktu itu saya usia SMP, saat ini masih banyak kawan saya disana dan mengerjakan pekerjaan halal dan mulia itu,” ungkap Gunardi.
Dirinya menuturkan, aktivitas itu Ia lakukan untuk mengisi waktu luang usai menjalankan kewajiban sebagai siswa sekolah.
Aktivitas itu dikerjakannya bersama mereka yang rata-rata telah berkeluarga dan menjadikan pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan utama.
“Hasil yang saya peroleh saat menjadi buruh pikul tidak maksimal seperti kawan-kawan lainnya, karna waktu saya terbatas, saya harus bersekolah,” katanya.
Namun Gunardi mengaku, penghasilannya itu cukup meringankan beban keluarga, dimana Ia dapat memenuhi kebutuhan sekolahnya.
Gunardi yang merupakan lulusan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar itu kini menjelma menjadi sosok yang diperhitungkan dalam kancah politik Tolitoli.
Gunardi, dalam sela-sela kegiatannya mengurus persyaratan pencalonan, menyampaikan bahwa perjalanan hidupnya mengajarkan banyak hal.
Baginya, tak ada yang tak mungkin dicapai dalam hidup, asalkan mau berusaha keras dan tak mudah menyerah.
“Dulu saya hanya seorang buruh pikul, tapi impian saya selalu besar untuk memajukan daerah ini. Saya percaya, setiap orang bisa mencapai apa pun asalkan mereka mau berjuang dan bekerja keras,” tuturnya.
Keinginannya untuk maju dalam Pilkada Tolitoli 2024 bukan hanya didorong oleh ambisi pribadi, namun juga oleh tekad untuk membawa perubahan signifikan di daerah kelahirannya.
Gunardi yang pernah menjabat Inspektur Tambang Ahli Muda (2017-2023) Sulteng, meyakini bahwa pengalaman hidupnya yang tumbuh dari bawah, dari masyarakat yang sehari-harinya harus bekerja keras untuk menyambung hidup, membuatnya memiliki pemahaman lebih tentang permasalahan dan kebutuhan warga Tolitoli.
“Pilkada merupakan wadah bagi siapa saja yang peduli pada daerahnya untuk berkontribusi secara langsung. Ini adalah impian bagi banyak politisi di berbagai daerah, termasuk saya. Tolitoli butuh perubahan yang nyata, dan saya siap membawa visi itu,” tambahnya.
Kehadiran Gunardi dalam kontestasi politik ini menjadi simbol dari semangat pantang menyerah, sekaligus bukti bahwa setiap orang, tanpa memandang latar belakang, bisa menciptakan perubahan besar jika memiliki tekad dan kerja keras.
Tolitoli, sebagai daerah yang terus berkembang, membutuhkan pemimpin yang mampu memahami kondisi warganya dari bawah, dan Gunardi yakin bahwa dirinya mampu memenuhi peran tersebut.
Pilkada Tolitoli 2024 diprediksi akan berlangsung ketat, dengan calon yang datang dari berbagai latar belakang.
Namun, cerita hidup Gunardi sebagai mantan buruh pelabuhan yang kini menjadi calon pemimpin daerah, tentu menjadi salah satu narasi yang menarik perhatian publik dan menjadikannya sosok yang disorot di antara para kandidat lainnya.
Mampukah Gunardi mengubah masa lalunya yang sederhana menjadi pijakan untuk meraih kursi kepemimpinan tertinggi di Tolitoli? Waktu yang akan menjawab, namun satu hal yang pasti, perjalanan politiknya akan menjadi inspirasi bagi banyak orang.(rustam/jir)