PALU, Brita.id – Tekad tak pernah padam dalam hati Yudha Wiratama (19), pemuda asal Desa Dungingis, Kabupaten Tolitoli. Anak seorang wartawan yang dikenal kritis terhadap institusi negara ini, resmi dinyatakan lulus sebagai Calon Bintara Polri (CABA Polri) Tahun 2025, dan bersiap menempuh pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN).
Lahir dari pasangan Syahrul, seorang jurnalis yang disapa Heru di dunia pers, dan Nuraini, seorang guru sekolah dasar, Yudha menapaki jalan hidup yang tidak biasa.
Di tengah kritik tajam sang ayah terhadap kinerja pemerintah dan aparat, Yudha justru memilih bergabung ke dalam barisan yang selama ini kerap menjadi sorotan keluarganya.
“Sejak SMP, ayah saya selalu memotivasi saya untuk melatih diri baik fisik maupun pengetahuan umum,” kata Yudha saat diwawancarai usai pengumuman kelulusan, Jumat (3/7/2025). “Ayah saya dikenal kritis terhadap TNI-Polri, tapi justru dari situlah saya ingin membuktikan bahwa masih banyak Bhayangkara yang bisa jadi teladan.”
Yudha tak sekadar mengejar seragam. Ia membawa amanah yang lebih dalam mewujudkan impian almarhum kakek dan neneknya, menjawab harapan keluarganya, dan membuktikan kepada sang ayah bahwa keteladanan masih hidup dalam tubuh Polri.
“Saya pernah dua kali gagal daftar TNI. Rasanya sakit, apalagi saya merasa ayah saya tidak bantu banyak. Tapi saya tidak menyerah,” kenangnya. “Saya tetap latihan, berdoa, dan berusaha. Saya ingin jadi polisi bukan karena siapa-siapa, tapi karena saya ingin jadi orang baik dalam sistem ini.”
Keteguhan hatinya kini berbuah manis. Jika semua berjalan lancar, pendidikan Yudha akan berakhir tepat di hari ulang tahunnya yang ke-20, 24 Februari 2026 kado terbaik dalam hidupnya.
Di sisi lain, sang ayah, Heru, tak kuasa menahan haru. Meski selama ini dikenal sebagai jurnalis yang tajam dan vokal terhadap kesalahan aparat, hari ini ia menyampaikan syukur yang dalam.
“Terima kasih atas kesempatan yang diberikan negara kepada anak kami. Semoga Yudha bisa menjadi Bhayangkara yang membanggakan satuannya, keluarganya, dan tentu saja bangsanya,” ucap Heru dengan mata berkaca-kaca.
Di tengah sorotan publik terhadap integritas aparat, hadir sosok muda seperti Yudha Wiratama anak wartawan kritis yang memilih jalan pengabdian sebagai pembuktian bahwa kejujuran, kerja keras, dan harapan masih memiliki tempat dalam seragam cokelat yang dikenakannya kelak.(suf/jir)