PALU,Brita.id — Upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap perkembangan teknologi digital terus dilakukan. Salah satunya melalui program AI Ready ASEAN, yang kali ini hadir di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (10/11).
Kegiatan itu merupakan kolaborasi antara ASEAN Foundation dan Google.org, serta menggandeng Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) sebagai mitra pelaksana di Indonesia.

Bertempat di Aula FISIP Universitas Tadulako, pelatihan ini diikuti sekitar 100 peserta yang terdiri atas mahasiswa dari Universitas Tadulako, AMIK Tri Dharma Palu, dan Universitas Azis Lamajido.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian program pelatihan di sepuluh negara ASEAN yang bertujuan membekali generasi muda dengan keterampilan dasar dan etika penggunaan Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence/AI).
Project Officer AI Ready ASEAN Mafindo, Raudhotul Jannah, menjelaskan bahwa AI kini tidak hanya menjadi tren teknologi, tetapi juga bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.
“AI memberikan banyak manfaat dan kemudahan, tetapi kita juga perlu memahami etika penggunaannya agar teknologi ini tidak disalahgunakan,” ujarnya saat ditemui usai kegiatan.
Menurutnya, pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam menciptakan masyarakat yang lebih siap menghadapi perubahan digital, terutama di bidang pendidikan.
Pelatihan menggunakan modul resmi dari ASEAN Foundation yang dibagi ke dalam empat kategori utama, yaitu Dasar-dasar AI (AI Fundamentals), Penggunaan dan Implementasi AI (AI Usage & Implementation), Etika, Privasi, dan Keamanan AI (AI Ethics, Privacy & Security), serta Mengajar Tentang AI (Teaching About AI).
Setiap peserta diwajibkan mengikuti 15 modul pembelajaran dengan format video, materi bacaan, serta pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman.
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FISIP Universitas Tadulako, Dr. Muh Nawawi, yang menyambut baik penyelenggaraan pelatihan tersebut.
“Program ini sejalan dengan arah pendidikan masa kini yang berbasis digital. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan agar mahasiswa semakin siap menghadapi tantangan teknologi,” kata Nawawi dalam sambutannya.
Sementara itu, Koordinator Mafindo Palu, Dyah Puspita Kartika Sari, menyampaikan bahwa pelatihan ini tidak hanya menambah wawasan tentang AI, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi digital.
“Kami berharap peserta bisa memahami potensi dan dampak dari penggunaan AI, serta menjadi lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi,” jelas Dyah.
Person in Charge (PIC) Mafindo Sulawesi Tengah, Dwi Rohma Wulandari, menambahkan bahwa mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen perubahan dan literasi di lingkungannya.
“Berangkat dari tujuan awal Mafindo, kami ingin meliterasi guru, mahasiswa, dan remaja agar memahami cara menggunakan AI secara bertanggung jawab, terutama di tengah banyaknya hoaks dan disinformasi,” ujarnya.
“Mahasiswa adalah bagian dari agen literasi untuk teman-teman yang lain,” tambahnya.
Program AI Ready ASEAN merupakan kelanjutan dari kemitraan antara ASEAN Foundation dan Google.org yang telah dimulai sejak 2024.
Program ini menargetkan pemberdayaan lebih dari 5,5 juta warga ASEAN agar memiliki keterampilan digital yang relevan dan siap menghadapi era kecerdasan buatan.
Melalui kegiatan pelatihan seperti di Palu ini, diharapkan muncul generasi muda yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memahami nilai etika, tanggung jawab, dan literasi digital dalam menghadapi tantangan global AI.
Untuk diketahui, Program AI Ready ASEAN akan terus dilaksanakan di 23 provinsi di Indonesia dengan dukungan berbagai lembaga pendidikan dan komunitas lokal, sebagai bagian dari upaya membangun masyarakat yang cerdas dan tangguh menghadapi perkembangan teknologi masa depan.(**/jir)








