PALU,Brita.id– Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA), mendorong pertumbuhan wirausaha baru, industri kecil dan menengah (WUB IKM) dan revitalisasi sentra di Sulawesi Tengah, pascabencana 28 September 2018.
Program ini difokuskan di tiga daerah yang paling parah terdampak bencana, Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala).
“Penyerapan tenaga kerja penting untuk meningkatkan perekonomian Sulawesi Tengah pascabencana,” kata Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, saat membuka kegiatan Revitalisasi Industri Kecil Menengah Pascabencana Provinsi Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (20/8/2019).
Sementara untuk mewujudkan kemaksimalan program tersebut, upaya yang dilakukan oleh Ditjen IKMA diantaranya melaluibpelaksanaan kegiatan bimbingan teknis yang bertujuan meningkatkan etos kerja, produktivitas, kreativitas, dan inovasi dalam berwirausaha.
Lebih jauh Gati menjelaskan, gempa bumi, tsunami dan likuefaksi yang melanda Sulteng 28 September 2018 silam, menyusutkan kapasitas produksi yang berdampak pada kerugian finansial bahkan kemunduran pertumbuhan pembangunan.
“Sejak masa tanggap darurat hingga memasuki masa rehabilitasi, Kementerian Perindustrian bersama Pemerintah Daerah menyalurkan berbagai bantuan untuk meringankan beban Saudara-saudara kita, sekaligus melakukan berbagai upaya untuk merevitalisasi industri kecil dan menengah, khususnya yang terdampak langsung bencana,” ungkapnya.
Adapun bantuan yang disalurkan antara lain, dalam bentuk pelatihan desain dan fasilitasi mesin/peralatan bagi sentra IKM rotan dan pakaian jadi di Kota Palu, bimbangan teknis WUB IKM dan fasilitasi mesin/peralatan Konveksi di Kabupaten Sigi, bimbangan teknis WUB IKM dan Fasilitasi mesin/peralatan perbengkelan kendaraan roda dua dan pengelasan di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.
Selain bimbingan teknis, Ditjen IKMA juga memberikan bantuan start up capital berupa peralatan produksi kepada kelompok usaha yang berada di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.
Menurut Gati, untuk pengembangan sektor industri, perlu sinergi pemerintah pusat dan pemerintah daerah baik itu tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.
Dirinya berharap, sinergi yang selama ini dibangun antara Kementerian Perindustrian dengan dinas yang membawahi sektor industri di Sulawesi Tengah, juga dapat mengakselerasi peningkatan jumlah wirausaha industri baru, meningkatkan potensi sentra-sentra IKM, sehingga dapat berkontribusi dalam mengembangkan pemberdayaan ekonomi, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap ekonomi Sulawesi tengah pascabencana.
Tercatat, hingga Tahun 2018 jumlah IKM di Sulawesi Tengah mencapai 6.779 unit usaha, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 23.622. Dengan nilai investasi sebesar 297 miliar dan nilai produksi mencapai sebesar 2,8 triliun.
Gati pun optimistis, investasi sektor industri di tanah air terus menggeliat, dengan komitmen pemerintah yang terus menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Misalnya, kebijakan kemudahan izin usaha serta memberikan insentif fiskal dan nonfiskal.(jir)