MOROWALI,Brita.id – Bupati Morowali, Iksan Baharuddin Abd Rauf, dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap pemasangan pipa baku dan pembangunan intake oleh PT Bumi Teknindo Industrial Indonesia Group (BTIIG) di Sungai Karaupa.
Hal itu disampaikan langsung saat memimpin rapat tindak lanjut audiensi Gerakan Petani Indonesia Menggugat (GAPIT) Morowali, Rabu (14/5), di Aula Kantor Bupati Morowali, Kompleks Perkantoran Fonuasingko, Desa Bente, Kecamatan Bungku Tengah.
Rapat dihadiri Kapolres Morowali AKBP Suprianto, Wakil Ketua II DPRD Sultanah Hadie, para asisten dan staf ahli Setkab Morowali, OPD teknis, camat Witaponda, Bumi Raya, dan Bungku Barat, serta perwakilan PT BTIIG, GAPIT Morowali, tokoh masyarakat, dan insan pers.
Dalam rapat, Bupati Iksan menekankan pentingnya etika dan komunikasi yang transparan dari pihak perusahaan sebelum melakukan investasi di wilayah tersebut.
Ia menyebutkan bahwa masyarakat sejatinya tidak menolak investasi, namun menuntut tanggung jawab sosial dan lingkungan yang jelas.
“Investasi harus dilakukan secara bertanggung jawab, memberi manfaat nyata bagi masyarakat tanpa mengorbankan hak-hak mereka dan lingkungan sekitar,” tegas Iksan.
Ia menyoroti dampak langsung proyek ini terhadap akses sumber daya alam masyarakat di tiga kecamatan yakni Witaponda, Bumi Raya, dan Bungku Barat yang menjadi sentra pertanian dan ketahanan pangan di Morowali.
“Saya sebagai Bupati Morowali menolak pemasangan pipa yang direncanakan. Ini demi melindungi kepentingan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan,” tegasnya.
Iksan juga meminta PT BTIIG untuk mematuhi seluruh mekanisme dan prosedur hukum yang berlaku, termasuk melakukan kajian lingkungan menyeluruh dan mengantongi izin resmi sebelum memulai kegiatan konstruksi.
Rapat ini menjadi momentum penting dalam menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keseimbangan antara investasi dan perlindungan hak masyarakat serta lingkungan hidup.(**/pal)
