GEBRAK Ancam Dirikan Tenda di Helipad, Desak PT Vale Penuhi 12 Tuntutan Warga Bahomotefe

  • Whatsapp

MOROWALI, Brita.id – Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Bahomotefe Bersatu (GEBRAK) menggelar aksi unjuk rasa di area operasional PT Vale Indonesia Tbk di Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sabtu (11/10/2025).

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap minimnya dampak positif investasi PT Vale bagi masyarakat lokal, terutama warga Desa Bahomotefe.

Korlap aksi, Narto, menegaskan bahwa massa akan terus bertahan di lokasi hingga seluruh tuntutan mereka direalisasikan.

Ia bahkan mengancam akan mendirikan tenda di area helipad PT Vale jika pihak perusahaan tidak memberikan respons konkret.

“Kami akan dirikan tenda di area helipad apabila tuntutan kami tidak direalisasikan. Kami ingin yang menerima kami adalah pihak pengambil kebijakan agar semua tuntutan bisa terealisasi,” tegas Narto.

12 Tuntutan GEBRAK kepada PT Vale

Dalam aksinya yang diikuti sekitar 300 orang, GEBRAK menyampaikan 12 poin tuntutan utama yang ditujukan kepada manajemen PT Vale, di antaranya:

Pembagian fee hasil produksi untuk masyarakat Bahomotefe.

Pendirian pabrik sesuai janji PT Vale sejak puluhan tahun lalu.

Kebijakan khusus rekrutmen tenaga kerja untuk warga Bahomotefe.

Penanganan mitigasi debu dan sampah akibat aktivitas pertambangan.

Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan petani serta nelayan lokal.

Program beasiswa dan pendirian sekretariat untuk desa binaan.

Penolakan pengangkutan ore dari Blok 1 Seba-Seba ke Pabrik Sorowako, Sulsel.

Pemberdayaan kontraktor lokal di Desa Bahomotefe.

Sosialisasi rencana penambahan jetty di wilayah operasional Vale.

Kewajiban kontraktor nasional melaporkan aktivitas dan tenaga kerja ke asosiasi lokal.

Pembagian pekerjaan oleh PT Petrosea untuk kontraktor lokal dalam kegiatan mining dan hauling.

Pemberdayaan perusahaan bongkar muat yang ada di Desa Bahomotefe.

Hingga Sabtu sore, massa aksi masih bertahan di lokasi dan telah menduduki area helipad PT Vale. Mereka menegaskan tidak akan meninggalkan tempat sebelum ada kejelasan dari pihak manajemen terkait 12 tuntutan tersebut.

Aksi ini mendapat perhatian luas masyarakat sekitar, mengingat persoalan keterlibatan tenaga kerja dan kontraktor lokal sudah menjadi isu berulang sejak PT Vale mulai beroperasi di wilayah itu.(**/PAL)

Related posts