MOROWALI, Brita.id – Selain menjaga biodiversitas, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terus mendorong transisi menuju industri rendah emisi dengan memperkuat pemanfaatan energi bersih, efisiensi energi, serta konservasi ekosistem darat dan pesisir.
Sebagai bagian dari upaya mitigasi dampak terestrial, IMIP membangun IMIP EduPark seluas 23 hektare yang akan difungsikan sebagai pusat konservasi, pendidikan, penelitian, serta habitat satwa endemik Sulawesi.
“IMIP berkomitmen menjaga spesies endemik Sulawesi dengan mengalokasikan kawasan sebagai habitat alami mereka,” kata Director CSR & Environmental PT IMIP, Dermawati S.
IMIP bersama BKSDA dan komunitas lingkungan lokal juga berhasil memindahkan 20 ekor Macaca Ochreata (monyet Digo) ke habitat baru di Taman Wisata Alam Tokobae pada April 2024 lalu.
Sementara untuk wilayah pesisir, dilakukan penanaman mangrove serta transplantasi terumbu karang di Desa Mbokita, Pulau Sombori, Morowali.
Dalam mendukung transisi energi bersih, sejumlah tenant di kawasan IMIP telah menggunakan alat berat bertenaga listrik, di antaranya, 130 unit truk listrik, 105 unit wheel loader listrik
Selain itu, IMIP bersama PT Huayue Nickel Cobalt mengembangkan pembangkit listrik dengan memanfaatkan kembali energi termal dari uap panas di pabrik asam sulfat terpadu.
Kolaborasi bersama PT Dexin Steel Indonesia juga memanfaatkan gas buangan proses produksi sebagai sumber energi alternatif.
Tak hanya itu, IMIP bekerja sama dengan PT Tsingshan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kanal Fatufia seluas 4.386 meter persegi, menggunakan 2.190 panel surya dengan kapasitas 1,27 MWp dan output empat fase sebesar 300 kilowatt.
Energi hijau tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik gedung perkantoran dan pabrik di kawasan industri.
“Sebagai kawasan industri yang mendukung hilirisasi nasional, IMIP terus berinovasi dalam mengurangi emisi, meningkatkan pengelolaan limbah, mendorong energi terbarukan, dan melestarikan keanekaragaman hayati,” terang Dermawati.
IMIP menegaskan bahwa keikutsertaan di COP 30 menjadi momentum untuk memperkuat aksi nyata terhadap perubahan iklim, sekaligus membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berjalan seiring dengan keberlanjutan lingkungan.
“Ini bukan hanya tentang kepatuhan, tetapi komitmen menjaga konektivitas ekosistem untuk masa depan bumi yang lebih baik,” tandasnya.(arj/jir)








