MOROWALI,Brita.id – Morowali menjadi sentrum ekonomi kerakyatan dengan hadirnya ribuan pelaku usaha lokal maupun pendatang yang jeli memanfaatkan peluang.
Kehadiran Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) memang tak hanya berdampak meningkatkan kesempatan kerja di sektor manufaktur, tapi sekaligus menjadi katalisator dalam pertumbuhan wirausaha di daerah tersebut.
Data Departemen HR PT IMIP pada September 2025 mencatat, ada 86.804 tenaga kerja beraktivitas di dalam kawasan industri ini.
Salah satu pelaku usaha yang menangkap prospek bisnis tersebut adalah Kasmir (29), pemuda asal Bulukumba, Sulawesi Selatan. Hobi memasak yang ia tekuni sejak SMP menjadi modal awal membuka rumah makan “Rica” di Keurea, Kecamatan Bahodopi.
Sebelum merintis usaha mandiri, Kasmir sempat bekerja sebagai karyawan di dalam kawasan IMIP sambil menjajakan katering dan aneka kue sebagai sampingan.
Bersama seorang rekannya, ia kemudian membuka kios oleh-oleh di Dusun Tabo, Desa Labota, untuk mengumpulkan modal awal.
Melihat banyaknya bahan baku ikan cakalang di Bahodopi, Kasmir memutuskan mendirikan usaha rumah makan lengkap dengan sajian khasnya.
Menu yang ditawarkan antara lain rica cakalang, udang dan daging sapi. Keberaniannya beralih profesi dari karyawan menjadi wirausahawan didasari keyakinan bahwa sektor kuliner memiliki prospek menjanjikan.
Berlatar belakang pendidikan sarjana Teknik Industri, ia memanfaatkan pengetahuan perencanaan produk yang pernah dipelajarinya.
Kini, rumah makan Rica mempekerjakan empat karyawan dan menghasilkan omzet lebih dari Rp50 juta per bulan.
“Selagi masih muda dan belum ada tanggungan, kenapa takut mencoba. Kalau gagal, masih bisa bangkit lagi,” optimisnya.(arj/jir)








