PALU,Brita.id– Ketua Kerukunan Mandar Sulawesi Barat (KMSB) Sulawesi Tengah, Baharuddin HT bertemu Habib Habib Sholeh Al Aydrus (Habib Rotan) dan sejumlah tokoh adat rumpun Da’a.
Dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Pertemuan Majelis Dzikir Nuurul Khairaat Indonesia, di Kelurahan Kabonena, Kota Palu, mereka yang hadir sepakat untuk bersama memelihara perdamaian di Kota Palu, khususnya pascainsiden yang melukai dua warga di Pasar Inpres Manonda Palu.
Di hadapan sejumlah tokoh dan pemangku adat rumpun Da’a, Baharuddin menyampaikan perlu kerjasama semua pihak dalam memeliahara kedamaian.
“Pertama kami meminta maaf atas kejadian kemarin. Semua pihak harus menjalankan peranan masing-masing. Kita harus duduk
bersama saat terjadi permasalahan di masyarakat,” tuturnya.
Sekjend Rumpun Da’a Inde Sulawesi Tengah, Sarfan menyampaikan, gesekan yang terjadi dimasyarakat biasanya bermula dari ketersinggungan dalam berbahasa dan berprilaku.
“Mari kita sampaikan kepada saudara-saudara kita untuk tidak menggunakan kata kasar seperti sebutan “Tolare” yang sangat menyinggung hati rumpun Da’a,” ungkapnya.
Dirinya berharap gesekan antara warga yang di pasar Inpres Manonda belum lama ini, dapat menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi semua pihak untuk memperbaiki prilaku saat berinteraksi di masyarakat.
Sementara itu salah seorang tokoh Rumpun Da’a, Luther berharap, kesepakatan menjaga kedamaian di tanah Kaili dapat diikuti oleh prilaku semua pihak di lapangan.
“Kata menjaga perdamaian ini wajib diikuti dengan prilaku dan tindakan semua pihak, hentikan baku singgung-singgung,” tutur Luther yang juga pensiunan tenaga pengajar di SMP Negeri 10 Palu.
Ketua Majelis Adat Belotapura, Ferdin mengatakan, upaya perdamaian sangat penting dilakukan, mengingat dampak dari kejadian kemarin cukup besar, dimana pascainsiden itu, putaran perekonomian Pasar Inpres Manonda Palu belum seutuhnya pulih.
“Upaya damai harus direalisasikan, banyak saudara kita yang jualannya merugi karena masih ada warga yang enggan berbelanja ke Pasar Inpres, ayo sama-sama kita sebarkan pesan damai,” ungkap Ferdin.
Ketua Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Kota Palu, Amat Banjir yang juga menjadi inisiator perdamaian pascainsiden pasar Inpres berharap, pertemuan tersebut dapat mempererat kembali hubungan antara masyarakat di wilayah itu.
“Kita sudah puluhan tahun bersama di Tanah Kaili, mari bersama kita rawat kerukunan. Pemuda wajib berperan merawat perdamaian di Kota Palu,” ungkapnya.
Sementara itu di depan seluruh peserta pertemuan, Habib Sholeh menegaskan jika musuh yang sesungguhnya adalah kezoliman yang dilakukan oleh mereka yang ingin memecah persatuan negeri ini.
“Musuh kita sama, ke zoliman. Jangan sampai persatuan kita rusak. Jangan biarkan pertikaian terjadi diantara kita,” tegas Habib Sholeh.(**/bus)