MOROWALI, Brita.id — Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Bahomotefe Bersatu (GEBRAK) masih bertahan di area PT Vale Indonesia (IGP) Morowali, memasuki hari kelima aksi protes, Selasa (15/10/2025) malam.
Mereka mendirikan tenda di area helipad perusahaan sebagai bentuk kekecewaan karena tuntutan yang diajukan belum mendapat tanggapan dari pihak manajemen PT Vale.
Korlap aksi, Narto, menegaskan massa tidak akan meninggalkan lokasi sebelum seluruh tuntutan mereka dipenuhi.
“Kami akan tetap berada di area PT Vale hingga semua tuntutan kami dipenuhi. Kami ingin diterima langsung oleh pihak pengambil kebijakan agar persoalan ini mendapat kejelasan,” tegas Narto.
12 Tuntutan GEBRAK kepada PT Vale
Dalam aksi yang diikuti sekitar 300 orang peserta, GEBRAK menyampaikan 12 poin tuntutan utama, di antaranya:
Pembagian fee hasil produksi untuk masyarakat Bahomotefe.
Pendirian pabrik sesuai janji PT Vale sejak puluhan tahun lalu.
Kebijakan rekrutmen tenaga kerja khusus untuk warga Bahomotefe.
Penanganan mitigasi debu dan sampah akibat aktivitas tambang.
Pemberdayaan petani dan nelayan lokal untuk peningkatan kesejahteraan.
Program beasiswa dan sekretariat bagi desa binaan.
Penolakan pengangkutan ore dari Blok 1 Seba-Seba ke Pabrik Sorowako, Sulsel.
Pemberdayaan kontraktor lokal di Desa Bahomotefe.
Sosialisasi rencana penambahan jetty di wilayah operasional Vale.
Kewajiban kontraktor nasional melaporkan aktivitas dan tenaga kerja ke asosiasi lokal.
Pembagian pekerjaan oleh PT Petrosea kepada kontraktor lokal dalam kegiatan mining dan hauling.
Pemberdayaan perusahaan bongkar muat lokal di Bahomotefe.
Hingga Sabtu sore (12/10/2025), massa masih bertahan dan menduduki area helipad PT Vale.
Aksi ini mendapat perhatian luas masyarakat sekitar, terutama karena isu keterlibatan tenaga kerja dan kontraktor lokal sudah berulang sejak Vale mulai beroperasi di Morowali.
Korlap lainnya, Fikar, menegaskan bahwa aksi ini akan terus berlanjut hingga ada kejelasan dari pihak manajemen.
“Kami tidak akan meninggalkan tempat sebelum ada jawaban resmi terkait 12 tuntutan tersebut. Aksi ini bukan untuk mengganggu, tapi menuntut keadilan bagi masyarakat Bahomotefe,” ujarnya.
Aksi GEBRAK dikoordinir oleh empat orang korlap, masing-masing Fatur, Fikar, Ferdi, dan Hendra, dengan Narto sebagai penanggung jawab lapangan.(**/PAL)