PALU, Brita.id– Non Timber Forest Product Exchange Programme Indonesia (NTFP-EP) menggelar pelatihan pemetaan dan perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan. Kegiatan di Kampoeng Nelayan Palu, Senin (8/4).
Perwakilan NTFP-EP Indonesia, Thasia Ginting mengatakan, pelatihan yang diikuti berbagai LSM yang merupakan mitra NTFP-EP dalam program green livelihood alliance, masyarakat KPH Kulawi, KPH Sintuvu Maroso, Balai Taman Nasional, Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng, Bappeda Sulteng dan Dinas tata ruang Sulteng. Menerapkan metode materi dalam kelas dan praktek lapangan. Adapun pemateri yang hadir berasal dari Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif.
Thasia Ginting mengatakan, perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan merupakan salah satu metode perencanaan wilayah yang mengarus utamakan masyarakat adat/lokal sebagai pelaku.
Perencanaan wilayah berdasarkan sistem kelola komunitas yang ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat dan berkelanjutan fungsi layanan alam.
“Perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan disusun untuk mendukung dan memberi masukan kritis terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota melalui penjabaran kondisi dan bentuk pengelolaan wilayah yang ada di masyarakat,” ungkapnya.
Lebih jauh Thasia menambahkan, perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan, menekankan pada optimalisasi pengelolaan tanah berkelanjutan yaitu dengan memperhatikan kemampuan tanah berdasarkan kesesuaian pemanfaatan dan penggunaanya termasuk kemampuan atau kapasitas sumber daya.
Kesesuaian tanah yang dimaksud adalah kecocokan karakteristik wilayah yang dibentuk oleh biofisik terhadap tanaman tertentu.
“Proses perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan ini melalui serangkaian tahapan, mulai dari pengumpulan data primer dan sekunder, mencakup data fisik lahan dan potensi sumber daya alam, data sosial ekonomi, serta budaya khusus yang terkait dengan hubungan masyarakat terhadap sumber daya alam,” tuturnya.
Sementara, tahapan analisis akan dilanjutkan tahapan perumusan pengembangan rencana wilayah secara partisipatif.(jir)