PALU,Brita.id– Jurnalis senior Sulawesi Tengah, Yardin Hasan, menyoroti meningkatnya upaya pengendalian media oleh berbagai kepentingan politik dan bisnis.
Hal ini disampaikannya dalam Pelatihan Jurnalistik Investigasi dan Liputan Korupsi yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Tengah di Swiss-Belhotel Palu, Senin (17/2/2025).
“Ada banyak kepentingan yang ingin mengontrol media, mulai dari politisi, pebisnis, hingga kelompok tertentu dengan agenda khusus. Jurnalis harus tetap kritis dan tidak terjebak dalam permainan ini,” ujar Yardin.
Ia menegaskan bahwa independensi media menjadi tantangan besar, terutama di era digital yang dipenuhi oleh “media bodrex”, yakni media yang tidak mematuhi kaidah jurnalistik dan lebih berorientasi pada keuntungan instan. Fenomena ini, menurutnya, semakin merusak kepercayaan publik terhadap berita yang beredar.
Yardin juga menekankan pentingnya profesionalisme dan integritas dalam jurnalisme investigasi. “Liputan investigasi membutuhkan waktu, kerja tim, dan riset yang mendalam. Jurnalis harus berbasis pada fakta dan bukti yang kuat,” tambahnya.
Selain di Indonesia, ia juga menyoroti tantangan kebebasan pers di tingkat global, seperti dampak kebijakan pemerintahan Donald Trump yang menangguhkan dana USAID bagi media independen di Amerika Latin.
“Jika media kehilangan kepercayaan publik, maka keberlangsungannya juga terancam. Oleh karena itu, jurnalis harus disiplin dalam menjalankan tugas sesuai Undang-Undang Pers dan kode etik jurnalistik,” tegas Yardin.
Pelatihan ini dihadiri oleh jurnalis dari berbagai media di Sulawesi Tengah dan bertujuan memperkuat kapasitas mereka dalam liputan investigasi serta menjaga independensi media.(jir/abdi)