BARISAN rumah bambu tampak memanjakan pandangan mata saat memasuki Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Rumah itu merupakan Hunian Sementara (Huntara) Bambu yang dibuat oleh Kun Humanity Sistem bagi penyintas bencana yang terjadi di wilayah Kota Palu, 28 September 2018 silam.
Selain memiliki nilai seni yang tinggi, 12 Huntara Bambu juga dirancang ramah lingkungan dan berisiko rendah saat gempa terjadi.
Huntara ini juga tampil berbeda dengan warna yang lebih mencolok, elegan, dan pastinya memiliki jarak antara bangunan satu sama lainnya, sehingga penghuninya akan lebih nyaman dalam melakukan aktivitas keluarga yang sifatnya sangat pribadi.
Acara serahterima Huntara Bambu di lasanakan di lokasi berdirinya Huntara, Sabtu (03/08/2019).
Manajer Proyek KUN, Tengku Lady Miranda mengatakan proyek pembangunan Huntara Bambu di Kelurahan Poboya, merupakan yang kedua, dimana sebelumnya Huntara Bambu juga dibangun di wilayah Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Dirinya berharap warga dapat merawat Huntara Bambu dan lingkungan di sekitarnya, sehingga tetap menjadi hunian yang nyaman hingga beberapa waktu ke depan.
“Bangunan ini ramah alam, semoga terjaga,” tutur Tengku Lady, di lokasi, Sabtu.
Hal senada disampaikan Asisten III Pemkot Palu, Imran Lataha “Kami berharap setelah diresmikannya Huntara ini, semua pihak khususnya masyarakat dapat bergotong royong untuk menjaga serta memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada di sekitarnya,”(suf/jir/ron)