MOROWALI, Brita.id – PT Dexin Steel Indonesia (DSI), salah satu tenant di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), menggelar edukasi konservasi mangrove bagi siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kurisa, Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Morowali, Senin (15/9/2025).
Kegiatan yang berkolaborasi dengan Departemen Corporate Social Responsibility (CSR) PT IMIP ini diikuti sekitar 40 murid kelas 6 bersama para guru pendamping.
Melalui tim Health, Safety and Environmental (HSE) PT DSI, para siswa diperkenalkan pada jenis, manfaat, dan cara merawat mangrove sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian pesisir.
Direktur PT DSI, Wang San Bo, mengatakan edukasi tersebut merupakan wujud komitmen perusahaan dalam menjaga keseimbangan antara operasional industri dan kelestarian lingkungan.
“Melindungi lingkungan hidup adalah visi utama kami. Mari menanam mangrove untuk menyaring air laut, serta sebagai penjaga iklim dan ekologi. Dengan menanam, kita akan menjaga serta merawat bumi,” ujarnya.
Kepala SDN Kurisa, Ismawati Musa, menyebut kegiatan itu memberikan pengalaman langsung bagi siswa dalam memahami pentingnya ekosistem mangrove.

Menurutnya, edukasi di lapangan membuat siswa lebih mudah mengerti manfaat tanaman bakau, seperti mencegah abrasi, intrusi air laut, dan menyimpan karbon.
“Anak-anak bisa belajar tidak hanya teori di kelas, tetapi juga praktik di lapangan,” kata Ismawati.
Kolaborasi CSR dan Pemerintah Desa
Selain bersama tenant, IMIP juga melibatkan Pemerintah Desa Fatufia dalam program konservasi pesisir.
Staf Community Development CSR IMIP, Agus Sepriyanto, menegaskan pentingnya menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, termasuk membiasakan tidak membuang sampah ke laut.
“Mari menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove untuk kehidupan lebih baik,” ajaknya.
Sebagai tindak lanjut, PT DSI bersama CSR IMIP, karyawan perusahaan, dan kelompok warga pembibit mangrove “Sama Serumpun” akan menanam 1.000 bibit bakau di wilayah Dusun Kurisa. Kelompok masyarakat ini nantinya diproyeksikan menjadi garda depan pembibitan sekaligus penggerak ekonomi hijau di desa tersebut.
Kepala Seksi Pemerintahan Desa Fatufia, Sandi, berharap program konservasi ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi warga.
“Peran utama mangrove bukan hanya menahan abrasi. Semoga program ini berkelanjutan dan menjadi bagian dari penerapan ekonomi hijau di Fatufia,” ujarnya.(arj/jir)








