MOROWALI,Berita.id– Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah, sekaligus Ketua MUI Kota Palu, Zainal Abidin mengapresiasi nilai toleransi umat beragama yang terbangun di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.
Pernyataan itu disampaikan saat peresmian Gereja Oikoumene Kawasan PT IMIP, Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Senin (20/1/2020).
Menurut, Zainal Abidin, pembangunan rumah ibadah merupakan simbol kepedulian dan toleransi perusahaan dalam mendukung pembinaan keagamaan di lingkungan kerjanya.
Gereja Oikoumene dibangun tidak jauh dari Masjid Al Mu’minin PT IMIP. Ini juga jadi gambaran jika kerukunan umat beragama di lingkungan PT IMIP berjalan baik.
“Jika masjid dan gereja dapat berdampingan seperti ini, menjadi hal yang sangat luar biasa. Hari ini kita buktikan bahwa di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, di lingkungan PT IMIP, ada simbol kerukunan umat beragama,” jelas Zainal Abidin.
Hal senada disampaikan, Bupati Morowali, Taslim, dirinya mengatakan pembangunan fasilitas umum oleh perusahaan harus diapresiasi.
Dimana langkah itu sudah membantu pemerintah dalam memenuhi hak masyarakat umum.
“Melalui fasilitas ini, kita berharap dapat memberi kontribusi yang nyata di Kabupaten Morowali, khususnya di Bahodopi,” ungkap TaslimĀ
Sementara, SVP PT IMIP, Slamet V Panggabean mengatakan, keberadaan Gereja Oikoumene IMIP, akan menjadi tempat pembinaan kerohanian bagi karyawan yang beragama kristen.
Bagi Slamet, pembinaan kerohanian bagi karyawan penting untuk dilakukan, agarĀ menjadi pegangan bagi mereka untuk selalu mengasihi sesama karyawan.
Keberadaan Gereja Oikoumene IMIP ini diharapkan dapat menampung jemaat yang berasal dari kalangan karyawan PT IMIP atau masyarakat sekitar yang selama ini harus ke Kecamatan Bungku, Ibu Kota Kecamatan Kabupaten Morowalu untuk beribadah.
“Pada dasarnya teman-teman karyawan punya keinginan untuk mengikuti ibadah natal, atau ibadah lainnya di gereja. Namun karena tanggungjawab pekerjaan, para karyawan ini tidak bisa meninggalkan tugasnya, sehingga dengan adanya fasilitas ini kebutuhan ibadah mereka bisa berjalan berdampingan dengan tanggung jawab pekerjaan,” urai Slamet. (adi/jir)