MOROWALI,Brita.id- Warga di Desa Solonsa, Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, mengaku pencemaran air yang diduga berasal dari PT. Bukit Makmur Istindo Nikeltama (Bumanik), telah merusak usaha budidaya rumput laut mereka.
Wati (30), salah seorang warga mengatakan, pencemaran air laut di wilayah itu terlihat nyata, dimana warnanya berubah menjadi coklat kemerahan dan bercampur lumpur.
“Air berwarna merah dan bercampur lumpur. Hasil panen rumput laut terdampak lumpur menurun hingga 30 sampai 50 persen,” ungkapnya.
Jika tahun sebelumnya hasil panen mereka mencapai 2 hingga 3 ton perhektare, kini turun menjadi 1 ton hingga 1,5 ton perhektare.
Bahkan beberapa lokasi tambak warga berada di sekitar dermaga (jetty) PT. Bumanik dan jetty PT. Alaska Dwipa Perdana.
Tambak itu milik Kelompok Tani Tambak Mata Pute, One Tolawa dan Cakrawala.
Sementara untuk mempertahankan hak hidupnya, para petani tambakpun memilih turun untuk melakukan aksi protes dengan melakukan pemalangan di lokasi berdirinya jetty, Kamis (24/10/3019).
“Hari ini kami datang untuk mencari solusi, persoalan ini sangat merugikan kami,” kata Yusril, petani budidaya rumput laut lainnya, di lokasi, Kamis (24/10/2019).
Untuk menyudahi aksi pemalangan jetty perusahaan nikel itu, Kapolres Morowali Utara, AKBP Bagus Setiawan mengaku akan komunikasikan penyelesaian permasalahan ini bersama pemerintah Kabupaten Morowali.
“Pemalangan adalah kegiatan yang melanggar hukum. Kami akan mencari solusi terbaik melalui dialog, Ddan kami harap kepala desa segera menyurat ke Bupati untuk pertemuan Senin, 28 Oktober 2019,” ucapnya.
Sementara Kepala Desa Solonsa, Sadam mengaku siap menyurat ke Bupati Morowali untuk melaporkan persoalan itu.
“Saya yakin, Bupati Morowali mempunyai solusi terbaik untuk masyarakat dan pihak perusahaan,” tutur Sadam.
Sementara, hingga kini pihak perusahaan, belum memberikan pernyataan resmi terkait persoalan ini.(adi/jir)
