MOROWALI,Brita.id– Untuk dukung efisiensi kerja dan pelestarian lingkungan, khususnya dalam menekan angka penebangan pohon, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menerapkan digitalisasi dokumen.
SPT Departemen Teknologi Informasi PT IMIP, Indrawan, menjelaskan sejumlah departemen sudah memulai digitalisasi dokumen.
Human Resource and Training Department kini mengintegrasikan data karyawan secara digital, termasuk data calon tenaga kerja.
“Data digital yang terorganisir dengan baik dan mudah diakses selama ada jaringan internet mempermudah pencarian dokumen oleh pihak berwenang,” jelasnya.
Langkah ini sejalan dengan kampanye paperless yang dimulai sejak 2012 di Indonesia, meskipun penerapannya penuh masih menghadapi pelbagai tantangan.
Di dunia perkantoran, kertas tetap penting, terutama untuk administrasi seperti pengajuan lamaran kerja, pembuatan invoice, purchase order (PO), formulir cuti, dan surat perjalanan dinas (SPPD).
Namun, PT IMIP mulai mengurangi penggunaan kertas secara bertahap di kawasan industrinya.
“Data digital yang terorganisir dengan baik dan mudah diakses selama ada jaringan internet mempermudah pencarian dokumen oleh pihak berwenang,” jelasnya dikutip dari Kabarselebes.co.id, Minggu (22/12/2024).
Sejak 2019, infrastruktur pendukung untuk gerakan less paper di PT IMIP hampir rampung 90%. Langkah ini mempercepat akses data, mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan fisik, meningkatkan efisiensi tenaga kerja, dan menghemat anggaran.
Gerakan less paper juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas, yang menekan angka penebangan pohon.
Menurut data WWF, laju deforestasi di Borneo mencapai 1,3 juta hektar per tahun, yang mengancam luas tutupan hutan.
Laporan Qureta juga mencatat kerusakan hutan Indonesia mencapai 2,8 juta hektar per tahun antara 1977-2000, dan pada 2020 hutan Kalimantan diperkirakan hanya tersisa 32,6 persen.
Indrawan meyakini bahwa digitalisasi dan gerakan paperless merupakan langkah nyata menuju perusahaan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dengan mengurangi penggunaan kertas, perusahaan menciptakan efisiensi operasional dan berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem hutan Indonesia.
“Ini adalah investasi jangka panjang. Sistem yang terintegrasi memastikan setiap komponen berfungsi secara sinergis untuk menciptakan perusahaan yang handal,” tandasnya.
PT IMIP adalah perusahaan pengelola kawasan industri berbasis nikel yang terletak di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Kawasan Industri IMIP terintegrasi dengan produk utama yang dimiliki berupa nikel, stainless steel, carbon steel, dan yang terbaru adalah bahan baku baterai kendaraan listrik (electronic vehicle).
PT IMIP juga memiliki industri pendukung yang terentang mulai dari coal power plant, pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, kokas, dan lainnya, hingga fasilitas penunjang lain di antaranya pelabuhan dan bandara.
Kawasan Industri IMIP adalah kerja sama antara perusahaan BintangDelapan Group dari Indonesia dengan perusahaan Tsingshan Steel Group dari negara Cina. Tsingshan Group sendiri adalah perusahaan terbesar di dunia yang bergerak dalam bidang pengolahan nikel dan sudah menguasai teknologi pengolahan yang lengkap dengan teknologi yang maju dan modern.
Dalam menjalankan usahanya, PT Indonesia Morowali Industrial Park selalu berpedoman pada visi, misi, serta value perusahaan. (kbs/bus)