JAKARTA,Brita.id- Pandemi Virus Corona atau Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini telah berdampak pada ekonomi dunia yang semakin memburuk. Semua negara mau tidak mau harus melalukan langkah penyelamatan.
Termasuk Indonesia yang sudah memiliki formula secara ekonomi, sosial, dan politik dalam menghadapi dampak Covid-19.
Dalam politik kebijakan, telah disahkan Perpu nomor 1 tahun 2020 tentang Covid-19, namun Perpu itu menuai pro dan kontra.
Apakah ini cukup bagi Indonesia untuk mengatasi masalah dan dampak covid kedepan?.
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menilai, krisis saat ini akan berlajut ke krisis sosial dan politik sampai terbentuknya tatanan aliansi global baru.
“Oleh karena itu Indonesia tidak bisa hanya berfikir pendekatan domestik,” terangnya saat mengikuti acara Zoominari bertajuk Faktor Geopolitik di tengah krisis dalam Al Quran yang digelar DPW Partai Gelora Indonesia Kalimantan Timur, belum lama ini.
Menurut Anis, semua pihak harus bisa membaca dan memahami faktor geopolitik.
Pasalnya, pandemi sudah menjadi sebuah komoditas politik dunia.
“Lihat saja dalam memainkan pengaruhnya secara global khususnya Amerika yang berhadapan dengan China,” ungkapnya.
Apa yang disampaikan Anis Matta sejalan dengan fakta, bahwa Amerika dan China memang mengalami hubungan yang memburuk bahkan sebelum pandemi.
Seorang spesial hubungan Amerika di Universitas Nanjing Zhu Feng menggambarkan situasi hubungan AS-China saat ini belum pernah terjadi sebelumnya dan menandai semakin memburuknya hubungan bilateral yang diyakini banyak orang adalah yang terburuk dalam empat dekade.
Bahkan, dikutip dari South China Morning, langkah Amerika untuk mengisolasi China dalam percaturan global mulai diaminkan dan dipertimbangkan oleh beberapa negara.
Jepang salah satunya yang sudah menarik perusahaannya untuk keluar dari China.
“Jika ini terjadi secara terus menerus maka dampak geopolitiknya besar termasuk bisa ke Indonesia,” imbuh Zhu.
Oleh karena itu, langkah strategis yang bisa dilakukan Indonesia dalam menghadapi situasi ini dengan mengubah mindset.
Anis menambahkan, mindset Indonesia sudah harus bergeser ke konteks krisis ekonomi, sosial, politik, dan faktor-faktor geopolitik yang mempengaruhi khsusunya bagaimana negara-negara supremasi memanfaatkan krisis pandemi dalam memenangkan “perang” dominasi untuk membentuk aliansi global baru.
“Ada Tiga hal yang Indonesia harus lakukan adalah shifting ke teknologi baru, desain model ekonomi baru, dan yang tidak kalah pentingnya adalah merumuskan pola aliansi global baru,” tandasnya.(hmsg/jir)