AKHIR pekan yang seharusnya menjadi waktu berkumpul dan berlibur bersama keluarga, kini tak lagi dirasakan staf dan ASN di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, dimana mereka harus bekerja setiap hari, termasuk di hari libur, demi wujudkan penyaluran dana stimulan tahap II bagi penyintas bencana.
LAPORAN: Imron Nur Huda
Sabtu pagi (13/6/2020) kesibukan masih terlihat di Kantor BPBD Kota Palu, beberapa pegawai tampak menenteng perlengkapan kerja masuk ke ruangan kantor.
Dengan semangat para pegawai memulai akhir pekannya dengan tumpukan berkas penyintas bencana yang harus dilengkapi.
Bekerja di hari libur telah dirasakan para pegawai instansi itu sejak beberapa bulan terakhir. Dimana negara menuntut mereka untuk memenuhi target pencairan dana stimulan tahap II, di pertengahan Tahun 2020 ini.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Palu, Muhammad Issa Sanusi menuturkan, ia dan pegawai lainnya memutuskan untuk tetap kerja di hari libur sebagai upaya percepatan pencairan dana bantuan itu.
“Sabtu dan Minggu kami tetap masuk kantor dan bekerja,” ungkapnya.
Di siang hari, waktu kerja mereka mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WITA, sementara sebagian dari pegawai, bertugas di malam hari, mulai pukul 17.00 hingga pukul 00.00 WITA.
Mereka yang bekerja di malam hari khusus untuk penginputan SK penyaluran dan pembukaan rekening warga penerima dana bantuan korban Gempa Bumi, Tsunami dan Likuefaksi 28 September 2018 silam itu.
Meskipun diburu waktu, namun Muhammad Issa mengaku tetap teliti, bekerja sesuai petunjuk teknis dan panduan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat.
“Satu operator diberikan tanggung jawab 400 KK,” lanjutnya.
Dalam satu pekan BPBD Kota Palu dapat membereskan data milik warga sebanyak 2.000 hingga 2.500.
Proses tersebut, kata Issa dilanjutkan dengan verifikasi ulang, sebelum diserahkan ke Badan Keuangan Daerah Kota Palu.
“Setelah selesai semuanya, baru kita lakukan yang namanya pembukaan SK surat untuk ditandatangani oleh pimpinan BPBD yang di permohonan surat untuk pencairan ke Wali Kota Palu. Setelah itu Wali Kota membuat surat keputusan yang dibuat oleh bagian hukum,” paparnya.
Setelah semua proses itu dilaksanakan, pihak Badan Keuangan Daerah menunggu buku rekening dari Bank Sulteng, sebagai bank yang ditunjuk dalam penyaluran dana stimulan.
“Dari sana kita sudah dapatkan buku rekening dan dari BPBD akan mengantarkan SP2D-nya dalam waktu satu hari. SP2D ini dibuat oleh keuangan daerah itu bisa sampai 400 hingga 500 KK dalam sehari,” katanya.
Sesuai dengan data BPBD Kota Palu, hingga kini realisasi penyaluran dana stimulan tahap II telah mencapai 55,75 persen atau sebanyak Rp306 miliar lebih dari total Rp789 miliar lebih.
Saat ini sebanyak12.666 unit rumah rusak ringan, 5.964 rusak sedang, dan 605 unit rusak berat telah mendapat bantuan dana stimulan yang disalurkan Pemerintah Kota Palu.
“Total ada 19.235 unit rumah warga yang rusak telah terbantu oleh dana stimulan,” ungkap Issa.
Dirinya optimis, semangat yang tinggi dan tekad yang kuat dalam membangun kembali Kota Palu, membuat mereka mampu mencapai target kerja sesuai dengan ketentuan.(**)