Antrean Panjang Landa SPBU Tolitoli, Warga Minta Pemkab Turun Tangan

  • Whatsapp
Tolitoli, brita.id- Antrean panjang kendaraan di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, hampir terjadi setiap harinya. Hal ini akibat minimnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar ke wilayah itu.
Menurut Manager SPBU Desa Sandana, Kecamatan Galang, Tomy, Jumat (18/10/2019), setiap harinya SPBU mereka hanya mendapat pasokan BBM solar dari Depot Pertamina 8.000 liter.
Angka itu tentunya tidak dapat melayani pembelian masyarakat, baik yang menggunakan kendaraan maupun jerigen nelayan dan petani di sekitar wilayah itu.
“Karena adanya musim panen dan tanam padi di Tolitoli sehingga permintaan BBM meningkat, nampak banyak orang terlihat antrian membeli solar subsidi di SPBU ini,” ungkap Tomy.
Sementara untuk memastikan BBM bersubsidi sampai ke masyarakat yang berhak memperolehnya, manajemen SPBU memberlakukan aturan yang mewajibkan setiap warga yang melakukan pembelian dengan jerigen, mengantongi rekomendasi yang diterbitkan dari dinas terkait, di antaranya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distanpanhor) Kabupaten Tolitoli.
“Meskipun sudah dilakukan aturan, ternyata masih juga belum cukup, untuk permintaan DKP saja sudah 10 ton, Distanpanhor 3 ton di luar mobil, sementara stok kita hanya 8 ton setiap hari,” jelas manager SPBBU itu.
Antrean BBM jenis solar di Tolitoli, bukan hanya terjadi di SPBU Sandana, tetapi juga di SPBU lainnya, termasuk dua SPBU di Kecamatan Baolan yaitu SPBU Kota dan SPBU Tambun.
Untuk pemenuhan kecukupan kebutuhan BBM solar di masyarakat Kabupaten Tolitoli, pihak SPBU telah melakukan upaya pengajuan tambahan pasokan, namun hingga kini belum juga mendapat respon dari BPP Migas.
“BPP Migas menganggap sel representatif untuk regional Sulut Tenggo 8 ribu liter dianggap cukup,” ungkap Tomy.
Ari (29), salah seorang warga Desa Maibua, Kecamatan Lampasio, Tolitoli mengaku antrean panjang di SPBU Tambun sudah menghambat pekerjaan mereka.
“Hampir setiap harinya mobil truk kami antre berjam-jam, kalau mujur dapat, kadang sudah antre, tidak dapat juga,” ungkap Ari kepada Brita.id belum lama ini.
Dirinya berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk menyudahi persoalan yang sudah berlangsung cukup lama itu.
Salah satunya dengan memperketat pembelian BBM dengan menggunakan jerigen untuk dijual kembali.(lan/jir)

Related posts