MOROWALI,Brita.id – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) berhasil mengolah limbah slag nikel hasil pengolahan smelter menjadi material konstruksi bernilai tinggi. Inovasi ini memungkinkan produksi batako dan paving hingga 40.000 unit per hari di kawasan industri tersebut.
Batako hasil olahan slag nikel diproduksi sebanyak 16.000 unit per hari, sedangkan paving mencapai 24.000 unit per hari. Kedua produk ini telah digunakan secara luas untuk pembangunan kantor, trotoar, jalan, hingga area parkir di kawasan industri IMIP, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Menurut Koordinator Bidang Waste Management Environmental Department PT IMIP, Burhanudin, pemanfaatan slag nikel tersebut merupakan hasil riset mendalam. Ia menjelaskan bahwa satu unit batako mengandung 70 persen slag nikel, 20 persen fly ash, dan 10 persen semen, menghasilkan produk yang lebih padat, kuat, dan tahan lama.
“Sudah ada kajian teknis dalam bentuk DRT (dokumen rincian teknis) untuk memanfaatkan limbah non-B3 ini. Meski pemanfaatannya sudah diizinkan, semua harus terlapor, termasuk jumlah timbulan dan pemanfaatannya,” kata Burhanudin, Rabu (14/5/2025).
Slag nikel termasuk dalam kategori limbah non-B3 terdaftar sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 dan diperkuat melalui Peraturan Menteri LHK Nomor 19 Tahun 2021. Selain slag nikel, terdapat delapan jenis limbah lain yang juga masuk dalam kategori tersebut, seperti fly ash, bottom ash, dan pasir foundry.
Direktur CSR/Environmental PT IMIP, Dermawati S, menambahkan bahwa pihaknya terbuka untuk mendistribusikan batako dan paving berbahan slag nikel ke masyarakat luas, khususnya untuk pembangunan infrastruktur desa di sekitar kawasan industri.
“Kami membuka peluang kerjasama dengan instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, termasuk desa-desa yang membutuhkan material konstruksi ramah lingkungan dan berkualitas,” ungkap Dermawati dalam wawancara pada April 2025.
Langkah ini diharapkan tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga mendorong pemanfaatan limbah industri secara produktif untuk pembangunan berkelanjutan di Sulawesi Tengah.(arj/jir)








