PALU, Brita.id – Indonesia segera memasuki akhir dari pesta demokrasi yang berlangsung pada pemilu April lalu. Rabu (22/5) esok, penetapan hasil pemilu 2019 akan diumumkan serentak oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sementara itu, hari pengumuman penetapan hasil pilpres tersebut diprediksi menuai aksi unjuk rasa masyarakat terkait tuntutan hasil pemilu yang adil dan netral, di mana krisis berpotensi terjadi.
Sebagai lembaga kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersiap siaga dan ikut menyiapkan mitigasi risiko krisis di hari pengumuman hasil pilpres 2019. Kesiapsiagaan ini diwujudkan dengan pengerahan relawan serta armada kemanusiaan ACT di titik-titik yang berpotensi krisis. Hal ini disampaikan oleh Presiden ACT Ahyudin pada Senin (20/5).
“Kami telah menggodok strategi mitigasi risiko pengumuman hasil pilpres pada 22 Mei mendatang. Mitigasi di sini tentunya dalam konteks kemanusiaan, di mana ACT bersiaga membantu masyarakat yang mungkin terkena dampak krisis. Insyaallah, untuk mengantisipasi kemungkinan buruk ini, kami mengerahkan ratusan relawan dan belasan armada kemanusiaan di titik-titik krusial. Bersama, kita jaga Indonesia,” terang Ahyudin.
Lebih lanjut, N. Imam Akbari selaku Senior Vice President ACT menjelaskan, ACT akan bersinergi dengan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) untuk menurunkan ratusan relawan dengan berbagai kemampuan, termasuk tenaga medis. Hal ini untuk mengantisipasi adanya korban luka selama masa itu.
“Untuk memfasilitasi pergerakan relawan dan kebutuhan logistik, kami menyiapkan pusat logistik dan camp bagi para relawan. Kami juga menyiapkan pusat komando yang diintegrasikan dengan dapur sentral, yang akan mengakomodir sekitar dapur umum di sejumlah lokasi yang dekat pusat aksi,” jelas Imam.
Aksi kesiapsiagaan ini juga didukung armada-armada kemanusiaan yang diturunkan di lokasi-lokasi krusial. Puluhan armada itu meliputi Humanity Food Truck, Ambulans Pre-Hospital, Mobile Water Tank, mobil rescue double cabin, dan beberapa unit motor trail.
Selama kesiapsiagaan nanti, armada-armada ini dimaksimalkan sesuai fungsinya. Ambulans Pre-Hospital membantu tenaga medis kami dalam menangani korban luka. Mobil rescue dan motor trail membantu mobilisasi tim relawan untuk menjangkau keadaan-keadaan darurat yang sulit diakses kendaraan roda empat. Mobile Water Tank akan menyiapkan kebutuhan air bersih di lapangan. Sementara Humanity Food Truck akan menyiapkan ribuan makanan siap santap. Imam menyampaikan, aksi ini diperkirakan berlangsung selama beberapa hari.
Tidak hanya itu, ACT juga menyiapkan Indonesia Crisis Center (ICC) sebagai pusat informasi untuk melayani publik dan media terkait krisis kemanusiaan yang diprediksi terjadi usai pemilu. ICC bertempat di Menara 165 lantai 9.
Syuhelmaidi Syukur selaku Senior Vice President ACT mengatakan keberadaan ICC amat penting mengingat pada momen 22 Mei nanti, kevalidan info amat dibutuhkan untuk menghindari kepanikan publik.
“ICC akan menyediakan info valid dari tim kami di lapangan, sehingga bisa menjadi rujukan bagi publik selama momen pengumuman pilpres nantinya. Melalui ICC ini juga, kita saling menggerakkan kepedulian di masa krusial ini,”ujar Syuhelmaidi.
Sementara Walikota Palu, Hidayat berharap rencana people power pada 22 Mei 2019, nanti tidak mengganggu kondisi ketertiban dan keamana di Palu, apalagi saat ini Kota Palu masih dalam tahap pembangunan dan penanganan pengungsi bencana.
“Sy minta masyarakat lebih fokus pada hal-hal positif yang dapat meningkatkan perekonomian, jangan melakukan tindakan yang dapat mencederai persaudaraan, apalagi sampai mengganggu ketertiban umum, “ungkap Hidayat.
Dia menambahkan, Pemkot Palu terus membangun koordinasi dengan aparat keamanan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gejolak, efek people power di wilayahnya. (Jir/chand/actnews)